kairin2

Night Changed   by. morschek96

Angst, School life, Romance, Bully || PG-17!!

Kim Kai & Kang Jeorin (OC)

Other Casts.

WARNING! Cerita mengandung content bully dan unsur sarcasm.

Storyline are belong to morschek96, don’t be plagiator!

PREVIOUS : [1.Shame]

[2. Ain’t That Bad]

[3. Rumor]

***

“lets spark a new flame“

Semuanya berawal dari kecerobohannya, Jeorin diam-diam mengutuk dirinya sendiri yang dengan tak sengaja menabrak seorang Kim Kai hingga dirinya dicap sebagai alat bully Kai dan teman-temannya. Jeorin memandang jalanan dengan tatapan frustasi. Akankah ini semua akan berakhir? Namun satu yang ia yakini, Kai tidak akan membiarkannya hidup dengan tenang.

Jeorin menendang kerikil yang berada didepannya hingga membentur tiang lampu jalan, menyebabkan bunyi ‘ting’ yang nyaring.

Satu hembusan napas kasar dan ia melanjutkan perjalanan menuju rumahnya, kantung keresek berisi jajangmyeon ditangannya pun berayunan seraya kakinya melangkah. Sesekali Jeorin merapikan anak rambut yang berantakan ke belakang telinganya.

Yang terjadi selanjutnya adalah cahaya lampu terang dan bunyi klakson mobil yang memekakkan telinga, suara ban dan aspal yang bergesekan. Jeorin melebarkan matanya ketika menyadari sebuah mobil hendak saja melindasnya.

Beruntungnya Jeorin segera melompat ke trotoar beberapa detik sebelum mobil itu mengenainya. Jeorin terduduk di tanah, memegang kresek yang untung saja jajangmyeonya tidak rusak. Masih terlalu shock untuk sekedar berdiri dan memaki orang sinting yang sedang mengemudi tadi.

Seorang lelaki turun dari mobil, berjalan kearah Jeorin dengan tampang berantakan.

Kim Kai.

Rahang Jeorin rasanya ingin jatuh ketika melihat lelaki itu. Apa lagi ini?

Tak puas membullynya ketika di sekolah, lelaki ini juga berusaha untuk membunuhnya.

“Gwenchana?”

“…” tak menjawab, Jeorin melihatnya dengan pandangan tak percaya.

“Ya, kenapa kau malah duduk di situ? Berdirilah, kurasa kau tidak apa-apa.” Ujarnya santai. Cara berdirinya yang angkuh dan tak ada tatapan khawatir membuat Jeorin makin tersulut emosi.

“Kau—“ ucapan Jeorin tercekat diujung lidah.

Tidak apa-apa katanya, tak ingin berurusan terlalu lama. Jeoirn mencoba berdiri namun pergelangan kakinya terasa diremas dengan keras. “Akh!”

“Kau, kakimu terkilir?” Kai menunduk, ia menaikkan sedikit celana jeans Jeorin hingga dapat melihat dengan jelas luka memar yang berada di pergelangan kakinya.

Nampak berpikir apa yang akan Kai lakukan selanjutnya, namun Jeorin rasa lelaki itu terlalu lama berpikir. Jeorin memutar bola matanya jengah, “Apa yang kau tunggu hah? Aku adalah korban disini, antar aku ke rumah sakit cepat.” Ucap Jeorin ketus.

“Dan kau tahu aku tidak mungkin melakukannya, bodoh!”

“Mwo? Wae?” jeorin mendelik.

“Kau tidak akan mengerti.” Lanjutnya, “Berdirilah, aku tahu tempat yang bagus.”

“Ya, bantu aku”

“Orang bodohpun akan tahu caranya berdiri tanpa diberi bantuan.” Ucap Kai acuh dan berjalan menuju mobilnya. Melihat Jeorin yang berjalan dengan sangat lambat Kai pun membunyikan klaksonnya berulang-ulang dengan maksud agar Jeorin lebih mempercepat langkahnya.

Jeorin masuk ke dalam mobil Kai, lalu membanting pintunya dengan keras. Namun ada satu yang janggal, mobil Masserati putih ini bukanlah milik Kai, melainkan milik Sehun. Apa yang terjadi dengan mobilnya sendiri?

Tanpa ada pembicaraan sedikitpun mereka melanjutkan perjalanan yang tanpa Jeorin ketahui tujuannya.

.

.

Setelah selama kurang lebih 30 menit mereka tiba disebuah bangunan rumah yang tak kalah megahnya dengan rumah Kai. Hanya saja rumah ini terasa lebih hangat dan nyaman.

“Dimana ini?”

“Ayo masuk.”

“Ya, Kim Kai tunggu aku. Kakiku masih sakit.” Jeorin dengan sekuat tenaga mengejar Kai yang berjalan dengan kaki panjangnya.

Kai memencet bel dan seorang lelaki muncul dari dalam rumah dan membukaan pintu untuknya.

Sehun? Ini rumah Sehun?

Dan kenapa pula si bodoh ini malah mengajakknya ke rumah Sehun padahal kakinya yang terkilir ini meminta untuk segera diobati.

“Aku tidak tahu kalau kau juga mengajak seseorang.” Ucap Sehun dengan nada mengejek. “Ya Kang Jeorin, apa yang telah si bodoh ini ucapkan padamu sehingga kau mau ikut dengannya.”

“Mwo? Ani— dia harus membayarku.”

Jawaban Jeorin nampaknya membuat Sehun semakin bingung. “Telah kau apakan gadis itu?” ampe Sehun dengan tampang polos.

“Teman kesayanganmu ini hampir saja menggilasku dengan mobil mewahmu itu tuan Oh.” Ucap Jeorin dengan nada menyindir.

“Dimana Dr. Oh?”

Sehun mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti. “Aboeji sedang berada di ruangannya, masuklah akan ku panggilkan dulu.”

***

Setelah mengalami beberapa pemeriksaan, Dr. Oh memberikan obat yang harus dikonsumsi Jeorin setiap harinya agar luka pada kakinya dapat sembuh.

Menempelkan plaster terakrir pada balutan kain kasa di pergelangan kaki Jeorin, Dr. Oh berdiri dan memberikan secangkir teh cemoniela pada Jeorin.

“Apakah kau ini teman sekolah anakku dan Kai tentunya?”

“Iya Dokter.” Ucap Jeorin singkat, suasanya yang seperti ini hanya membuatnya terlalu kaku.

“Haha, anakku memang pintar dalam memihih teman perempuan yang cantik.”

Sekali lagi Jeorin tersenyum kaku. Aku tak seberuntung itu untuk dapat menjadi teman mereka, ucapnya dalam hati.

“Ku dengar dari Sehun kalau Kai akan menginap lagi di rumah ini, sudah beberapa kali Kai kabur dari rumah. Hmm, aku sudah mengenal tuan Kim sejak lama, dan sifat keras kepalanya adalah penyakit bagi orang-orang yang berada di sekitarnya.”

Mwo? Kai kabur dari rumah? Tak ingin melewatkan satu kata pun, Jeorin menyimak dengan seksama penjelasan Dr. Oh.

“Semua orang mempunyai masalah, namun Kai masih remaja dan tidak suka diatur, begitu pula dengan puteraku sendiri. Namun tuan Kim hanya terlalu keras dengan anaknya.”

Semua orang mempunyai masalah.

Rasanya kalimat itu mulai menghantui Jeorin, bersemayam dan berputar-putar di kepalanya.

Kim Kai juga punya masalah.

***

Jeorin berjalan ketempat Sehun dan Kai berada, ponsel berada di masing-masing tangan mereka namun tatapan mereka saling beradu pandang. Dapat Jeorin lihat Kai menunduk lesu, lalu mengangkat kepalanya lagi untuk mendengarkan perkataan Sehun.

Suara langkah kaki Jeorin membuat mereka menghentikan pembicaraan. Jeorin sendiri berdiri dengan awkward tak tahu harus melakukan apa.

“Antar aku pulang.” Ujar Jeorin singkat.

“Sudah terlalu malam, kau bermalam saja disini.” Ujar Kai cuek, yang mulai membakar emosi Jeorin. Jika Jeorin tidak pulang malam ini, bagaimana ia akan menjelaskan kepada orang tuanya.

Jeorin mendelik, sedetik kemudian ia hendak menjawab namun Kai kembali berargumen. “Ya—“

“Hubungi orang tuamu jika malam ini kau menginap di rumah seorang teman.” Sela Kai cepat, “Dan kurasa Sehum mempunyai banyak kamar kosong di rumahnya, akan kuantar kau pulang besok pagi-pagi sekali.”

.

.

Jeorin rasa ini adalah malam terburuk baginya, bagaimana bisa ia harus mengalami kejadian bodoh seperti ini.

Jeorin melepaskan coat musim dinginnya karena udara disini sudah lumayan hangat dengan adanya mesin penghangat ruangan yang dipasang di sudut. Menatap pantulannya sendiri pada cermin kaca, Jeorin terlihat sangat kacau. Ia hanya bingung jika besok orang tuanya akan menanyakan hal yang tidak-tidak. Mengingat jeorin memang tidak pernah menginap di rumah temannya, karena selama di SMA ini Jeorin tidak mempunyai satu teman pun.

Jeorin berjingkat kaget ketika pintu kamarnya terbuka dengan tiba-tiba, namun tak berlangsung lama ketika Kai masuk kedalam.

“Kau mengagetkanku.”

“Jangan menceritakan kejadian malam ini kepada siapapun.” Ucap Kai to the point.

Jeorin hanya memutar bola mata ketika mendengarnya, “Kau kira aku akan bercerita kepada siapa huh? Kau tahu sendiri jika aku tidak punya teman—“

“Kim Myungsoo.” Sela Kai cepat.

Benar juga, sekarang telah ada Myungsoo disisinya. Seharusnya Jeorin mengingat lelaki itu dengan cepat ketika mendengar kata ‘teman’. Oh tidak, Jeorin mulai merasa bersalah.

“Jangan ceritakan kepadanya, kepada siapapun. Jika kau tidak ingin—“ Kai menghentikan sendiri kalimatnya, ia rasa telah terlalu banyak ancaman yang ia utarakan kepada gadis ini.

“Tidak ingin apa?” Entah mengapa Jeorin ingin menyumpal mulutnya sendiri agar tidak mengucapkan hal yang tidak-tidak.

Secara tiba-tiba Kai melangkah mendekat, mencengkeram erat kedua pundak Jeorin. Dengan begini akan sangat terlihat perbedaan tinggi diantara mereka.

Kai menatap jeorin tepat di mata gadis itu, membuat Jeorin terasa terkunci. Tubuhnya kaku dan sulit bergerak.

1 detik

.

3 detik

.

Kai menempelkan bibinya pada bibir tipis milik Jeorin, seolah mengatakan kepada gadis ini untuk tidak terlalu banyak menanyakan sesuatu yang tak ingin Kai jawab.

Jeorin memejamkan matanya rapat, ini sungguh sangat tiba-tiba. Serasa jantungnya telah lepas dari tempatnya berada.

Sedikit demi sedikit Kai menggerakkan bibirnya, melumat dan menggigit bibir Jeorin pelan, membuat si gadis harus mati-matian menahan erangannya. Tangan Kai bergerak keatas menuju tengkuk Jeorin, menarik agar lebih dekat dan memperdalam ciumannya.

Melumat bibir ranum itu tanpa habis, bibir keduanya telah basah oleh saliva masing-masing. Kai hendak saja melesatkan lidahnya ketika ciuman mereka harus diakhiri oleh Jeorin.

Napas gadis itu tersengal dan putus-putus. Wajahnya telah bersemu merah dan matanya sayu. Memohon Kai untuk menghentikan kegiatan ini.

Kai menjauhkan wajahnya hingga ia dapat melihat wajah Jeorin dengan jelas.

“Ani— hal ini tidak pernah terjadi.” Ucapnya setelah beberapa detik menormalkan detak jantungnya, “Ciuman ini tidak pernah terjadi, jadi lupakanlah.”

Menjadi kalimat terakhir sebelum ia meninggalkan Jeorin dengan segudang pertanyaan di kepalanya.

.

.

-END-

Ah anii.. Rate 17nya udah mulai ketahuan hihii (tutup muka) meskipun cuma sedikit.

Gimana mau dilanjut atau tidak?? Kalau iya di seri selanjutnya akan lebih kejam dari sebelum-sebelumnya loh. Hahaha (ketawa jahat), sekali lagi hal-hal negative dalam FF ini tidak untuk ditiru yaa, diambil yang positive aja. Saya sebagai author hanya ingin karakter yang saya buat dapat mengalir dengan sifat mereka masing-masing. Tanpa adanya batasan dari pemikiran seorang ‘penulis’.

Jadi maklumi saja kalau mereka terlalu jahat, terlalu baik, terlalu polos dll. It’s just fanfic, right?

Ohorat, see you next series kalau masih mau baca lanjutannya.

Don’t forget to give your comment guys. Love y’all. :-* see you ^_^

-morschek96

https://morschek96.wordpress.com